Penjelasan Singkat:
Ini adalah sejumlah masjid yang dibangun di kaki Bukit Sila' yang menjadi lokasi Perang Khandaq (yang juga dikenal dengan Perang Al-Ahzab). Dalam perang ini, umat Islam mempertahankan kota Madinah dengan gagah berani. Kawasan tersebut kini termasuk dalam wilayah Distrik Al-Fath. Ia punya sejumlah nama lain yang dikenal oleh masyarakat, seperti: "As-Sayh", "Al-Khandaq", dan "Bukit Sila'"
Sejarah Masjid-masjid Ini:
Masjid-masjid ini dibangun pada masa Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang dilanjutkan pada masa sahabat beliau sebagai upaya mengabadikan peristiwa ini dan peran besar sejumlah sahabat beliau. Masjid-masjid ini diberi nama sesuai dengan nama para sahabat yang berperan. Dalam kurun selanjutnya, masjid-masjid tersebut mengalami renovasi dan pengembangan hingga saat ini.
Jumlah Masjid:
Di kalangan para wisatawan, masjid-masjid ini dikenal dengan nama Tujuh Masjid. Penamaan ini datang kemudian. Sebelum abad keempat Hijriyah, masjid ini dinamakan dengan "Masjid-masjid Al-Fath (Kemenangan)". Sebelumnya, jumlah masjid ini bukan tujuh, tapi enam masjid. Di kemudian hari, para wisatawan menambahkan Masjid Al-Qiblatain sebagai destinasi yang perlu dikunjungi karena masjid-masjid ini relatif saling berdekatan dan dikenal dengan nama Tujuh Masjid. Sebagian wisatawan, menambahkan Masjid Ar-Rayah yang terletak di atas Bukit Dzubab, sebagai ganti daripada Masjid Al-Qiblatain. Alasannya, karena masjid ini lebih dekat daripada Masdjid Al-Qiblatain, juga karena korelasinya dengan peristiwa Perang Khandaq. Sebagian orang lainnya, menambahkan Masjid Bani Haram sebagai masjid yang ketujuh, dan bukan Masjid Ar-Rayah ataupun Masjid Al-Qiblatain.
Apa pun pendapat yang ada, yang jelas Perang Khandaq terjadi di kawasan ini. Para wisatawan mengunjungi kawasan ini untuk mengenang peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau. Peristiwa ini menegaskan ketulusan sikap teguh dan keyakinan mereka terhadap Alllah Azza wa Jalla, sekaligus menjadi saksi bagi kebenaran kabar gembira Nabi Shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya bahwa Islam akan tersebar di luar jazirah Arab.
Kondisi Tujuh Masjid Saat Ini:
Masjid yang ada di lokasi Perang Khandaq tersisa lima. Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq sudah punah dan bekas-bekasnya telah hilang.
Masjid yang tersisa adalah:
Masjid Al-Fath:
Disebutkan bahwa masjid ini dibangun di tempat dimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdoa kepada Allah untuk memenangkan umat Islam dalam Perang Khandaq. Masjid ini berada di atas bukit kecil di kaki sebelah barat Bukit Sila. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam berdoa di Masjid Al-Fath sebanyak tiga kali, yaitu pada hari Senin, Selasa dan Rabu. Doa beliau pun dikabulkan pada hari Rabu, tepatnya di antara dua shalat, sehingga beliau pun bergembira.
Bangunan yang ada saat ini dibuat dari batu basalt dan kapur, yang terdiri dari sebuah iwan (sebuah ruangan atau area berbentuk persegi empat, biasanya memiliki kubah, dengan tiga dinding, di mana satu sisinya sama sekali terbuka) yang panjangnya membentang dari timur ke barat sepanjang 8,50 meter dengan lebar sekitar 3,50 meter. Tingginya sekitar 4,50 meter. Di tengah dinding kiblat, dan di atas poros bangunan dibuatlah mihrab kecil. Dinding utara iwan menghadap ke aula kecil bertembok, panjang dari timur ke barat 50,8 meter dengan lebar 50,6 meter. Ini adalah masjid terbesar di antara tujuh masjid.
Masjid Salman Al-Farisi Radhiyallahu anhu:
Salman Al-Farisi merupakan sahabat yang menyarankan kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam agar menggali parit untuk melindungi kota Madinah dari serangan musuh, sehingga perang itu pun dinamakan Perang Khandaq (Parit).
Masjid ini terdiri dari sebuah ruang berbentuk persegi panjang dan langit-langit berbentuk kubah melingkar. Dinding dan langit-langit bangunan terbuat dari batu basalt dengan panjang dari utara ke selatan sekitar 7 meter, dan dari timur ke barat sekitar 8,50 meter.
Masjid Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu:
Letaknya di atas gundukan tinggi berbentuk persegi panjang, terdiri dari pelataran berbentuk persegi panjang yang dindingnya terbuat dari batu basalt. Panjang masjid mencapai 8.5 meter dengan lebar 6.5 meter.
Masjid Umar Al-Faruq Radhiyallahu anhu:
Masjid ini dibangun berbentuk serambi persegi panjang yang memiliki ruang terbuka delapan derajat di atas permukaan tanah. Corak bangunannya mirip dengan model bangunan Masjid Al-Fath.
Masjid Sa'ad bin Mu'adz radhiyallahu anhu. Di zaman sekarang masjid ini juga dinamakan Masjid Fathimah Al-Zahra radhiyallahu anha:
Masjid ini terdiri dari tanah berbentuk persegi panjang yang dikelilingi tembok setinggi sekitar dua meter, terbuka atau tanpa atap, dan panjangnya dari timur ke barat 6.2 meter, dari selatan ke utara 3.35 meter, dan luas bagian dalamnya 2.21 meter.
Pada tahun 1428, sebuah masjid dibangun di samping masjid-masjid tersebut karena adanya kebutuhan akan masjid di wilayah tersebut sebagai tempat shalat bagi masyarakat sekitar dan para wisatawan. Masjid tersebut dibangun di atas tanah seluas 4237 meter persegi dan mampu menampung sekitar 2000 jamaah laki-laki dan 500 jamaah perempuan, serta dilengkapi halaman luar yang mampu menampung sekitar 500 jamaah. Terdapat sejumlah fasilitas untuk jamaah masjid.
Menuju ke Tujuh Masjid:
Ketujuh masjid tersebut terletak di utara Madinah, berjarak sekitar dua kilometer dari Masjid Nabawi, dan bisa dikunjungi oleh para peziarah sepanjang hari.