Masjid Al-Ghamamah

  • Tersedia Tersedia
  • Terhubung dengan halaman Masjid Nabawi Terhubung dengan halaman Masjid Nabawi
  • Luar + Dalam Luar + Dalam
  • Sedang shalat Sedang shalat

Sebuah masjid yang berjarak 200 meter dari pelataran Masjid Nabawi. Sekarang masjid ini menjadi tempat shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, dimana beliau akan keluar untuk memimpin umat dalam shalat Id dan shalat istisqa`. Di sudut halaman dan pekarangan masjid tersimpan kenangan tentang sejumlah peristiwa yang terkait dengan sejarah hidup Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan sejarah peradaban kaum muslimin.

Tempat Shalat Hari Raya dan Shalat Istisqa`

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam biasa menunaikan shalat Idul Fitri, Idul Adha dan shalat Istisqa' di luar Masjid Nabawi, yaitu di padang pasir dengan lokasi yang berbeda-beda. Namun di akhir hidup beliau, beliau shalat secara rutin di tempat ini. Lokasinya saat ini bersebelahan dengan halaman masjid Nabawi setelah perluasan besar-besaran yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi.

Masjid Al-Mushalla dan Masjid Al-Ghamamah

Masjid tersebut kinii dikenal dengan nama Masjid Al-Mushalla yang berarti tempat shalat Idul Fitri, Idul Adha dan Istisqa`. Belakangan masjid ini dikenal dengan nama Masjid Al-Ghamamah atau Masjid Awan karena merupakan tempat shalat Istisqa` (mohon turunnya hujan) yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Kedudukan Masjid Ini

Masjid ini dianggap sebagai salah satu lokasi tempat shalat terpenting Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di kota Madinah Al-Munawwarah. Ia merupakan tempat pertemuan kaum muslimin dalam menunaikan shalat dua Hari Raya dan shalat Istisqa`.

Di tempat ini pula, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menshalatkan Raja Najasyi, penguasa Abyssinia (Habasyah), secara ghaib. Ia beriman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, mendukung dan memuliakan kaum muhajirin yang datang ke negerinya. Beliau memberi tahu para sahabatnya tentang wafatnya Raja Najasy pada hari kematiannya dan memerintahkan mereka untuk meminta ampunan untuknya, mengumpulkan mereka di tempat lapang untuk melaksanakan shalat ghaib. Lalu beliau membariskan mereka dalam beberapa barisan shalat, kemudian menunaikan shalat jenazah secara berjamaah.

Sejarah Masjid Ini Hingga Masa Kerajaan Arab Saudi

Masjid ini dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz ketika menjabat sebagai gubernur Madinah pada abad pertama Hijriyah. Umar menelusuri tempat-tempat shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan didampingi para ulama tabi’in senior, lalu membangun masjid di atasnya.

Bangunan masjid ini diperbarui dan direnovasi berkali-kali dalam sejarah. Yang terbaru dan terbesar adalah pengembangan total terhadap yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi dengan standar tinggi dengan tetap menjaga arsitektur aslinya dan desain bangunannya yang indah.

Seperti Apa Masjid Al-Ghamamah Hari Ini?

Masjid ini terdiri dari pintu masuk dengan lebar 4 meter, panjang 26 m, dan dilengkapi dengan 5 kubah di atasnya.

Bangunan utama tempat shalat mempunyai lebar 15 meter dan panjang 30 meter, dengan menara berbentuk silinder di sudutnya.

Di atas pintunya terdapat panel hijau berisi kaligrafi emas jenis Tsulus bertuliskan "Masjid Al-Ghamamah".

Kiswah luar masjid menggunakan batu basalt hitam seperti warna dinding masjid Nabawi. Kubah, dinding bagian dalam, dan rongga kubahnya dicat putih, sedangkan bahu dan lengkungannya dibiarkan dengan batu hitam, yang memberikan pemandangan megah yang membuat kontras dua warna yang diambil dari ciri khas kota Madinah Al-Munawwarah.

Mengunjungi Masjid Al-Ghamamah

Masjid Al-Ghamamah hari ini digunakan untuk shalat wajib dan merupakan landmark bersejarah yang menjadi destinasi pengunjung kota Madinah. Pintu masjid dibuka (untuk para pengunjung) mulai pukul 10:00 dan ditutup pada pukul 12:00.

Lokasi
Melancong 360